Kucing sering kali menunjukkan rasa penasaran yang tinggi terhadap makanan manusia, termasuk fried fries. Banyak pemilik kucing yang mungkin berpikir bahwa memberi kucing fried fries sebagai camilan sesekali tidak akan berbahaya. Namun, apakah Anda benar-benar tahu...
Hoax atau Fakta: Larangan Bagi Wanita Hamil Memelihara Kucing
“Eh, ngga boleh ya wanita hamil memelihara kucing!”
“Awas, jangan pelihara kucing, nanti kamu bisa susah hamil loh!”
“Kamu kan baru hamil, jangan pelihara kucing nanti bayimu bisa cacat.”
Begitulah kata banyak orang. Dari orang tua kita dulu, hingga masyarakat sekarang, kita akan sering mendengar larangan bagi wanita hamil memelihara kucing.
Hal itu didasari pada anggapan bahwa kucing sebagai hewan penular penyakit berbahaya yaitu toksoplasma.
Jika seorang wanita terkena toksoplasma dari kucing, maka ia akan sulit untuk hamil atau jika sudah hamil maka bisa membahayakan janin yang ada di dalam perut.
Tidak sedikitnya kaum hawa yang menghindari kucing atau ragu-ragu apabila ingin memeliharanya membuat pertanyaan apakah wanita boleh memelihara kucing atau tidak masih menjadi perdebatan.
Lalu, bagaimana jika sudah terlanjur dipelihara? Apakah ketika ingin hamil atau tengah hamil, kucing tersebut harus diberikan kepada orang lain, atau sebaiknya dibuang saja?
Untuk bisa menjawab kekhawatiran itu, kita perlu tahu dulu apa itu toksoplasma, bagaimana ia bisa menjangkiti kucing, apa yang mesti kita lakukan pada kucing kita nantinya, serta apa yang harus dilakukan jika terkena toksoplasma.
Simak ulasan lengkap yang telah tim Dokterpet himpun disini!
Mari mengenal apa itu Toksoplasma terlebih dahulu 🤔
Sebelum kita masuk ke pembahasan apakah wanita hamil memelihara kucing itu boleh atau tidak, kita perlu memahami hal dasar yang menyebabkan kekhawatiran itu, yakni penyakit berbahaya yang katanya ditularkan oleh kucing yaitu Toksoplasma.
Sebenarnya apa sih toksoplasma itu?
Toksoplasma merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit yang bernama Toksoplasma gondii (T.gondii)
Parasit T.gondii ini menjangkiti sebagian besar hewan berdarah panas, termasuk manusia baik pria maupun wanita karena manusia juga makhluk berdarah panas. Dari sekian banyak inang yang dijangkiti, kucing merupakan inang terbaik bagi parasit T.gondii ini.
Dimanakah toksoplasma ini bersarang dalam tubuh inangnya?
Toksoplasma yang menjangkiti kucing masuk ke dalam saluran pencernaannya dan akan keluar melalui kotoran kucing, sedangkan pada manusia ia akan menetap di dalam otot, otak, mata, atau otot jantung.
Toksoplasma dalam tubuh kucing tidak akan mengganggu inangnya sehingga kucing akan tetap baik-baik saja, lain halnya jika toksoplasma menular ke manusia.
Manusia yang punya imun tubuh yang kuat dan sehat ketika terkena toksoplasma tidak akan menimbulkan gejala apa-apa, akan tetapi bagi mereka yang imun tubuhnya lemah atau rendah serta pada ibu hamil maka bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Sayangnya, manusia seringkali tidak menyadari kalau ia sudah terkena toksoplasma. Untuk tahu terkena atau tidaknya, kita harus memeriksakan diri ke dokter.
Sebenarnya toksoplasma bisa menginfeksi ke kucing kalau ia memakan hewan lain seperti tikus, burung, atau hewan kecil lainnya yang terlebih dahulu terkena toksoplasma.
Jadi parasit yang ada di inang sebelumnya berpindah ke dalam tubuh kucing kita. Karena tikus merupakan hewan yang cepat berkembang biak dan sering kali terlihat berkeliaran di sekitar rumah, so jangan biarkan kucingmu memakan tikus ya.
Terus bagaimana ceritanya dari kucing bisa menularkan toksoplasma ke manusia?
Kucing menularkan toksoplasma ke manusia lewat feses atau kotorannya.
Jika manusia menyentuh kotoran kucing secara tidak sengaja saat membersihkan kotorannya dan tidak segera cuci tangan lalu tangan tersebut menyentuh mulut, maka parasit toksoplasma bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
Jadi, anggapan bahwa kucing menularkan toksoplasma melalui bulunya, gigitannya ataupun cakarannya itu nggak benar ya.
Meski gigitan kucing tidak menularkan toksoplasma tapi bisa menimbulkan penyakit lainnya. Karena itu jangan anggap remeh gigitan kucing ya.
Ada nggak cara penularan toksoplasma selain dari kucing?
Jawabannya ada ya! Kucing melalui kotorannya hanyalah salah satu faktor penularan toksoplasma ke manusia.
7 Hal penyebaran toksoplasma ke manusia
- Menyentuh tanah yang sudah terkontaminasi kotoran kucing saat berkebun.
- Memakan buah atau sayuran yang tidak dibersihkan terlebih dahulu.
- Memakan daging mentah atau setengah matang.
- Meminum susu kambing yang belum melalui proses pasteurisasi atau diolah terlebih dahulu.
- Menerima transfusi darah atau donor organ yang telah terinfeksi dengan toksoplamosis.
- Menggunakan peralatan bekas terkena daging hewan yang terkena infeksi tokso, serta
- Ibu hamil yang menularkan toksoplasma ke janinnya melalui plasenta.
Baca juga:
Nah, pertanyaan ini nggak kalah pentingnya.
Kira-kira parasit tokso ini bisa menular melalui asi atau nggak ya?
Dilansir dari Central for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan kalau secara teori toksoplasma bisa berpindah dari si ibu ke bayi melalui asi apabila puting susu sang ibu mengalami pembengkakan hingga berdarah.
Namun sejauh ini, belum ada studi kasus yang mencatat adanya perpindahan toksoplasma dari ibu ke bayi melalui asi
Siapa saja sih yang bisa mengalami resiko akibat toksoplasma ini?
Tentu saja yang paling dikhawatirkan terkena toksoplasma adalah wanita hamil. Sebab pengaruhnya tidak hanya ke wanita itu saja tetapi juga pada janin yang ada di dalam perut.
Ingat nggak tadi kalau toksoplasma bisa menular dari sang ibu ke janin melalui plasenta.
Resiko yang dialami sang bayi dalam perut bisa berupa keguguran di awal kehamilan, bayi mati dalam kandungan, serta mengalami kelainan pertumbuhan atau cacat.
Selain wanita hamil, resiko terburuk toksoplasma juga bisa dialami oleh orang terkena hiv/aids, orang yang mengkonsumsi obat kortikosteroid atau imunosupresif jangka panjang, serta orang yang sedang menjalani kemoterapi.
Bahkan orang yang imunnya kuat pun dalam kasus tertentu bisa terkena resikonya.
Lantas, resiko toksoplasma bagi penderitanya itu kayak apa sih?
Ada perbedaan reaksi yang terjadi saat toksoplasma gondii menjangkiti orang yang memiliki imun kuat dan lemah (ibu hamil dan bayi).
Resiko toksoplasma pada orang yang imunnya kuat
Orang yang imunnya kuat tidak mengalami gejala atau resiko apa-apa ketika terkena toksoplasma karena imun tubuh menekan parasit ini agar tidak aktif. Namun pada kasus tertentu resiko toksoplasma pun bisa muncul. Resikonya bisa berupa:
- Demam
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sakit tenggorokan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Resiko ini tidak langsung nampak begitu terkena toksoplasma, tapi bisa setelah beberapa minggu atau bulan setelahnya.
Resiko toksoplasma pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir
Hal ini yang menjadi kekhawatiran bagi sebagian besar kaum hawa apakah boleh para wanita hamil memelihara kucing atau tidak karena kucing sebagai inang terbaik dari toksoplasma. Terlebih lagi jika sedang hamil. Sebab ibu hamil yang terkena toksoplasma bisa menularkan parasit ini ke janinnya.
Ibu hamil yang terkena toksoplasma bisa mengalami resiko seperti
- Pegal-pegal
- Demam
- Badan cepat lelah
- Sakit kepala
- Penurunan penglihatan
- Kesulitan bernafas
- Gangguan koordinasi
- Kejang
Resiko yang dialami sang bayi dalam kandungan tadi sudah kita singgung ya. Sang buah hati bisa mengalami resiko seperti:
- Sang ibu bisa mengalami keguguran bayi
- Bayi meninggal dalam kandung
- Bayi akan mengalami kelainan atau cacat
Bayi yang telah lahir pun juga memiliki resiko. Resikonya antara lain:
- Kejang-kejang
- Pembesaran organ hati atau limpa
- Penyakit kuning pada bayi
- Ruam kulit
- Kepala tampak lebih kecil
- Gangguan pendengaran
- Gangguan intelektual, serta
- Infeksi berat pada mata
Jadi, terlihat sekali bahwa toksoplasma ini lebih merugikan pada buah hati yang ada dalam kandungan maupun yang telah lahir.
Hold up! Bagaimana dengan wanita yang ingin hamil tapi sudah terkena toksoplasma?
Apabila wanita terkena toksoplasma sebelum ia melahirkan, toksoplasma dari sang ibu tidak akan menular dan mempengaruhi kondisi sang bayi dalam kandungan.
Alangkah baiknya kamu segera memeriksakan dirimu ke dokter sebelum kamu memutuskan untuk mempunyai anak atau sebelum hamil. Dokter akan memeriksa bagaimana kondisimu melalui tes darah sehingga bisa menyarankan apakah kamu sudah boleh untuk mempunyai anak atau belum nantinya.
Sebagian pakar kesehatan berpendapat alangkah baiknya jika kamu menunggu untuk hamil selama 6 bulan sejak kamu melakukan pemeriksaan toksoplasma.
Gimana caranya tahu kita sudah terkena apa belum?
Sobat dokterpet, ketika kamu datang ke dokter, ia akan melalukan sesi tanya jawab mengenai riwayat kesehatanmu. Barulah setelah itu sang dokter akan melakukan tes fisik lengkap dan tes lanjutan seperti:
- Tes darah untuk mengetahui kadar imun tubuhmu.
- MRI untuk melihat apakah toksoplasma sudah menyerang otak atau belum.
- Biopsi otak atau tulang belakang untuk mengetahui keberadaan toksoplasma dalam tubuh.
- Pemeriksaan TORCH yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya Toksoplasmosis, infeksi lain/other infection, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus (disingkat TORCH)
Bagi kalian yang tengah hamil, pemeriksaannya bisa berupa:
- Amniocentesis
Tes ini dilakukan apabila usia kehamilan diatas 15 minggu dengan mengambil air ketuban ibu hamil sebagai sampel.
Begitu hasil tesnya keluar, baru nanti ketahuan janinnya tertular toksoplasma atau tidak.
- USG
Merupakan tes tambahan untuk melihat apakah janin mengalami kelainan atau tidak, bahkan pemeriksaan menggunakan USG terus dilakukan bahkan sampai 12 bulan setelah bayi dilahirkan.
Gimana caranya supaya bisa sembuh dari toksoplasma?
Bagi sobat dokterpet yang terkena toksoplasma, jangan khawatir! Kamu bisa sembuh kok.
Dilansir dari halaman Alodokter.com bahwa penyembuhan toksoplasma dapat dibedakan menjadi 3 kategori:
- pada orang yang memiliki imun tubuh yang kuat,
- imun tubuh yang lemah tetapi tidak sedang hamil,
- serta ibu hamil dan bayinya.
Pengobatan toksoplasma bagi orang yang imunnya kuat
Untuk penderita toksoplasma yang memiliki imun tubuh yang kuat dan sedang tidak hamil, maka tidak perlu penanganan secara medis.
Untuk tahu begitu tentunya kamu sudah harus periksakan dirimu terlebih dahulu ke dokter.
Pengobatan toksoplasma bagi orang yang imunnya lemah dan tidak hamil
Disclaimer
Dokterpet tidak pernah memberikan resep atau menyarankan resep obat apapun untuk pengobatan toksoplasma. Hanya dokter yang berkompeten yang bisa melakukan pemeriksaan dan memberikan resep pada pasien (mungkin kamu).
Dokterpet adalah situs dokter hewan sehingga saran pengobatan yang mungkin ada adalah tertuju untuk hewan saja.
Jika kamu memiliki imun yang lemah maka akan timbul gejala-gejala toksoplasma pada tubuh seperti yang diterangkan di sub topik diatas.
Kamu bisa mengonsumsi obat seperti:
- pyrimethamine untuk menghambat pertumbuhan toksoplasma.
- sulfadiazine untuk mengobati toksoplasma
- leucovorin mengurangi obat pyrimethamine, serta
- azithromycin untuk pasien yang mengalami alergi terhadap sulfadiazine.
Pengobatan toksoplasma bagi ibu hamil dan bayi
Kalau sang ibu terkena infeksi sebelum usia kandungan mencapai minggu ke-16, kemungkinan dokter akan meresepkan antibiotik spiramycin.
Akan tetapi, jika terkenanya saat usia kandungan diatas minggu ke-16, mungkin dokter akan meresepkan pyrimethamine, sulfadiazine, dan leucovorin.
Kasih tahu juga dong cara mencegah toksoplasma itu seperti apa?
Kamu bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini untuk mencegah resiko terkena toksoplasma.
15 cara mencegah resiko terkena toksoplasma
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan, seperti:
1. Bersihkan kotoran kucing setiap hari
Segeralah bersihkan kotoran kucingmu yang ada di kotak pasir setiap hari.
Mintalah bantuan kepada orang terdekatmu untuk membersihkan kotorannya apabila kamu sedang hamil.
Kalau tidak ada yang bisa dimintai tolong, jangan lupa pakai sarung tangan dan masker sebelum membersihkan kotoran kucing.
Kalau bisa sarung tangan sekali pakai biar kamu nggak repot harus mencucinya.
Dan jangan lupa untuk tetap cuci tangan setelah membersihkan kotoran kucing.
Artikel menarik lainnya untukmu:
2. Pakailah sarung tangan saat memegang tanah
Tanah seringkali digunakan sebagai tempat menguburkan kotoran oleh hewan, termasuk kucing.
Oleh karena itu, biasakan memakai sarung tangan sebelum memegang tanah.
Produk sponsor
IKEA RINNIG Sarung Tangan Pembersih Hijau
- Bahan: Lateks asli
- Memberikan perlindungan yang baik untuk kulit dan kuku saat Anda bekerja
Silicone gloves – Sarung Tangan Karet
- Melindungi tangan anda
- Dapat digunakan semipermamently
- Sarung tangan sekaligus sikat dalam satu alat
3. Masaklah daging sampai matang
Daging mentah seringkali menjadi tempat bakteri, kuman, maupun parasit hinggap.
Maka dari itu, masaklah daging yang kamu punya sebelum kamu mengonsumsinya agar kuman-kuman atau parasit yang ada di dalamnya pada mati semua.
Eh, tapi tunggu, bukankah virus Toxoplasmosis ini hanya ada pada kucing ya?
Tidak juga lho… Memang inang terbaik virus ini adalah kucing, tapi virus ini menjangkiti hewan apa saja (termasuk manusia). Coba perhatikan siklus hidup virus Toxoplasma pada artikel ini.
4. Cucilah sayur dan buah sebelum dikonsumsi
Pernah nggak sih melihat orang langsung gigit buah yang baru dipetik dari atas pohon? Cara ini sebenarnya tidak baik karena di buah itu banyak sekali kuman-kuman, bakteri, atau parasit yang menempel.
Kuman-kuman itu akan langsung berpindah dari kulit buah ke saluran pencernaanmu melalui mulut.
Biasakan setiap buah yang kamu petik dan sayuran yang kamu cabut jika kamu menanamnya sendiri kamu cuci terlebih dahulu. Sama halnya dengan buah dan sayuran yang kamu beli di tukang buah, bibi sayur ataupun di mall untuk tetap dicuci terlebih dahulu sebelum kamu konsumsi.
5. Bersihkan peralatan masak setelah digunakan
Peralatan masak termasuk salah satu alat yang seringkali melakukan kontak dengan daging, sayur maupun buah.
Kuman atau parasit bisa berpindah dari sayur, buah ataupun daging ke peralatan dapur yang tadi dipakai.
Oleh karena itu, ingatlah untuk selalu mencuci peralatan tersebut setelah selesai digunakan.
6. Hindari meminum susu kambing yang belum diolah
Alasannya sama dengan poin nomor 3.
Virus ini bisa menjangkiti hewan apa saja, bahkan dia bisa hidup sementara pada tanaman. Coba perhatikan siklus hidup virus Toxoplasma pada artikel ini.
7. Tutupi bak pasir tempat anak-anak bermain
Pasir merupakan salah satu tempat selain tanah untuk kucing menguburkan kotorannya.
Kalau sobat dokterpet punya bak pasir untuk tempat main anak, sebaiknya bak pasirnya ditutup dengan rapat setelah selesai bermain agar tidak dijadikan tempat buang kotoran kucing.
Produk sponsor
Haipet Cavern Litter Box
- Litter box tertutup sehingga aman dari kontaminasi
- Terdapat tempat karbon penghilang bau kotoran anabul
- Include 1 pcs scoop pasir
Muffin Cat Litter Box End Table
- Tidak malu dengan kotak pup kucing, karena bentuknya estetik
- Bisa digunakan sebagai hiasan rumah
- Terbuat dari kayu
8. Cuci tanganmu dengan sabun setelah menyentuh kucing
Kebersihan perlu sobat dokterpet perhatikan karena tangan erat kaitannya dengan mulut.
Tangan yang masih kotor jika bersentuhan dengan mulut bisa membuat bakteri dan parasit yang menempel pada tangan berpindah ke mulut.
Karena itu, sering-seringlah cuci tanganmu pakai sabun setelah menyentuh kucing.
9. Jangan biarkan kucingmu berkeliaran di luar rumah
Jagalah kucingmu agar mainnya hanya di dalam rumah.
Kalaupun harus keluar rumah, misalnya harus mengajaknya jalan-jalan agar tidak bosan di rumah, kamu harus ada disampingnya untuk tahu apa saja yang dilakukan kucingmu.
10. Jauhkan kucingmu dari area dapur dan ruang makan
Selain menutup makanan rapat-rapat, usahakan kucingmu tidak berkeliaran disekitar dapur atau ruang makan.
Meskipun kucingmu itu tipe rumahan, tetap saja ada kemungkinan si kucing menularkan bakteri atau parasit tidak langsung ke kamu, tapi lewat makanan.
11. Hindari melakukan kontak dengan kucing liar
Seperti yang disinggung diatas kalau kucing yang suka keliaran di luar atau yang hidup di jalanan itu gampang sekali terkena penyakit, termasuk toksoplasma.
Kita nggak tahu mereka ngapain aja di luar sana. Makan apa saja, bersih atau nggak.
Maka dari itu, sebaiknya kita tidak menyentuh kucing yang hidupnya di luar rumah yang biasanya sih kucing-kucing nggak punya pemilik atau nggak ada yang memelihara.
12. Hindari memungut kucing jalanan untuk dipelihara
Sebenarnya memungut kucing liar untuk dipelihara itu tujuannya baik.
Kita nggak tega ngeliat mereka hidup di jalanan makanya timbul niat kita untuk membawanya ke rumah untuk dipelihara.
Tapiiii….
Kita juga harus mempertimbangkan aspek kesehatan diri kita juga.
Jangan sampai karena niat mulia kita justru membuat kita malah sakit.
Kalau memang ingin memelihara kucing jalanan, segeralah bawa ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan setelah kamu pungut dia.
13. Jauhkan alas kaki dari jangkauan kucing
Merapikan alas kaki seperti sepatu atau sandal dan menaruhnya kembali ke raknya itu bagus.
Sebab alas kaki yang tidak dirapikan bisa dijadikan tempat tidur kucing atau tempat ia buang air.
14. Berikan makanan yang higienis untuk kucingmu
Berikan kucingmu makanan kaleng atau biskuit kucing daripada daging mentah.
15. Periksakan kucingmu ke dokter
Periksakan kucingmu sesekali ke dokter itu juga penting lho.
Dengan begitu, kamu bisa tahu kondisi kucingmu itu gimana. benar-benar sehat bebas dari penyakit atau nggak.
Kalau kucingmu sehat, kamu pun senang pastinya.
So, wanita hamil pelihara kucing itu boleh ya!
Terjawab sudah pertanyaan diatas mengenai apa boleh wanita hamil memelihara kucing.
Sobat dokterpet masih bisa dekat-dekat kucing dan nggak perlu sampai membuang kucingmu ketika lagi hamil.
Karena pasti sulit banget mau jauh-jauh apalagi sampai membuang kucing yang sudah kita pelihara terlebih lagi kita sudah menganggap anak bulu jadi bagian dari keluarga kita kan.
Sumber Tulisan
Alodoc (2022). Toksoplasmosis.
Centers for Disease Control and Prevention (2022). Toxoplasmosis: Pregnancy FAQS
Union Lake Vetenary Hospital (2022). Is it safe for pregnant woman to have a cat?
Sebagai sumber informasi online, Dokter Pet tidak dapat dan tidak memberikan nasihat atau konseling medis khusus. Pemeriksaan fisik menyeluruh, riwayat pasien, dan hubungan antara dokter hewan-pasien-klien diperlukan untuk memberikan nasihat medis khusus.
Kalau kamu khawatir hewan peliharaanmu mengalami keadaan darurat atau jika kamu memiliki pertanyaan medis khusus terkait dengan kondisi medis hewan peliharaanmu saat ini, silakan hubungi atau kunjungi dokter hewan terdekat.
0 Komentar